Kamis, 26 Desember 2024

METODOLOGI PERANKINGAN WEBOMETRICS 2024 APASIH WEBOMETRICS?

 Kampus di dindonesia terkadang mengklaim dirinya terbaik di indonesia, di asean atau di dunia, klaim tersebut berdasar pada pemeringkatan WEBOMETRICS. Webometrics bertujuan untuk mempromosikan Akses Terbuka terhadap pengetahuan yang dihasilkan oleh universitas, dan peringkat ini telah diterbitkan sejak 2004 dengan memeringkat 32.000 Institusi Pendidikan Tinggi dari lebih 200 negara. 

Indikator penilaian webometrics dapat dilihat sebagai berikut:

 

 Penjelasan dari gambar diatas adalah sebagai berikut:

1. PRESENCE : Indikator ini sudah discontinued (tidak berlaku), sebelumnya indikator ini memiliki bobot 5%. presence sendiri adalah jumlah subdomain yang ada pada website universitas, semakin banyak subdomain pada website universitas, maka nilai presence semakin bagus. namun presence sendiri sudah dihapuskan dalam penilaian webometrics di 2024 ini.

2. VISIBILITY: Indikator ini memiliki bobot 50%, bobot ini didapatkan dari jumlah external domain yang mengutip konten dari website universitas, oke kita contohkan secara sederhana saja, dengan penjelasan dibawah ini:

 

Pada ilustrasi diatas, website universitas di https://gwexuniversity.ac.id dikutip kontenya oleh website https://smagwex.com, maka ini akan meningkatkan nilai visibility dari universitas. semakin banyak website diluar website universitas mengutip konten website universitas (backlink), maka akan semakin tinggi nilainya. 

Backlink sendiri biasanya diakali oleh kampus dengan menggunakan jasa penambah backlink, atau juga kampus bekerjasama dengan berbagai media online, untuk mengutip konten website kampus agar dimuat di media online demi meningkatkan nilai visibilitas ini.

3. TRASPARENCY (openess): indikator ini memiliki bobot 10%, transparency didapat dari jumlah sitasi atau kutipan yang dihasilkan universitas dari google scholar. hanya 310 profile yang berafiliasi dengan kampus yang diambil datanya, dengan menghapus 20 profile teratas, artinya mulai urutan 21 hingga seterusnya yang diambil datanya. jadi untuk meningkatkan transparency kampus dituntut menghasilkan publikasi berkualitas sehingga dapat meningkatkan sitasi pada kampus tersebut, tentunya artikel tersebut di indeks oleh google scholar.

4.EXCELLENCE : indikator ini memiliki bobot 40%, indikator ini dilihat dari paper (jurnal) yang memiliki impact pada metrics schimago. top 10% dari 27 disiplin ilmu selama 5 tahun terakhir (2019-2023) dari setiap institusi. maka untuk meningkatkannya sebaiknya institusi memperbanyak paper yang terindeks scopus. dengan banyaknya paper yang terindeks scopus, maka akan meningkatkan nilai excellence ini. tentunya 10% dari 100 paper akan lebih sedikit dari 10% dari 1000 paper bukan?.

kesimpulanya adalah, webometrics menentukan ranking berdasarkan konten dan artikel ilmiah yang diproduksi oleh sebuah kampus, maka tak jarang ketika release masyarakat bertanya tanya "gedungnya jelek kok peringkatnya bagus", "kampusnya nggak jelas kok bisa diatas" dan sebagainya. masih banyak masyarakat yang mengukur kualitas pendidikan dari bentuk fisik dan bukan dari karya ilmiahnya.

namun saya rasa, semakin orang mengerti indikator webometrics, kampus akan berlomba lomba mengakali indikator tersebut dengan:

MEMBELI BACKLINK, KERJASAMA DENGAN MEDIA ONLINE, MENSITASI JURNALNYA SECARA SERAMPANGAN, ATAU MUNGKIN MENJOKI UNTUK MENERBITKAN PAPER DI SCOPUS.


QUOTE OF THE DAY: "BISNIS JURNAL ADALAH BISNIS YANG CLIENTNYA SENANG DAN BERTERIMAKASIH BAHKAN SETELAH DIA MEMBAYAR UNTUK SEKEDAR DI PUBLISH DI JURNAL TERBAIK". QUOTE OLEH OKNUM.